Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkoninfo) melakukan sosialisasi di Jateng
mengenai rencana pembangunan proyek PLTN di Jepara. Rencananya, PLTN yang
dipersiapan beroperasi pada 2015 akan menambah catu daya sekitar 5.000 hingga 7.500
megawatt (MW). Proyek PLTN terpadu dengan perkirakan 5-6 reaktor, 1 reaktor
berkapasitas 600-1.000 MW. Rencana pembangunan PLTN di Indonesia kurang saya
setujui, karena faktor :
Keamanan. Indonesia adalah Negara kepulauan dan berada pada wilayah
Lingkaran Api atau tempat pusat bertemunya beberapa lempeng bumi, hal ini
menyebabkan Indonesia rentan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami dan dapat
terjadi pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan kanker thyroid.
Ketergantungan Terhadap Negara Lain. Di Indonesia memang terdapat tambang
Uranium di Kalimantan, namun Uranium tersebut masih harus mengalami proses
pengolahan yang lama dan membutuhkan biaya banyak. Jika mau mudah, hanya bisa
membeli di negara lain. Artinya ketergantungan selama 40 tahun (masa hidup reaktor).
Biaya yang Mahal. Indonesia masih sangat kekurangan pengalaman tenaga kerja dan
butuh banyak peralatan yang harus di impor dari negara luar, hal itu akan menyebabkan
banyak memakan biaya yang sangat besar. Belum lagi jika terjadi kerusakan besar dan
memakan waktu perbaikan yang lama, Tenaga Ahli-nya pun harus yang sudah
berpegalaman, dan Tenaga Ahli yang sudah berpengalaman tersebut tidak terdapat di
Indonesia, maka harus melakukan pengeluaran besar untuk memanggil Tenaga Ahli dari
luar negeri tersebut.
Saran saya terhadap pembangunan PLTN di Indonesia adalah, sebaiknya di lakukan
pelatihan oleh Tenaga Ahli luar hingga dapat melaksanakannya sendiri terlebih dahulu,
mulai dari cara mengolah bahan baku, pembangunan, pendaur-ulangan limbah yang
mungkin dihasilkan, sampai kerusakan yang dapat terjadi. Sehingga kedepannya,
Indonesia tidak perlu membutuhkan biaya untuk membeli bahan baku (karena sudah
dapat mengolah dengan baik), dan Tenaga Ahli untuk perbaikan. Karena ledakan
reaktor nuklir dapat menyebar hingga radius 15-25 KM. Sebaiknya pembangunan di
lakukan di daerah terpencil, dan dekat dengan sumber bahan baku. Sebab meskipun
terjadi kecelakaan, tidak menyebabkan efek yang terlalu besar bagi kehidupan disana.
Lihat juga:
- Nuklir penyelamat peradaban
- Dilema Pembangunan PLTN di Indonesia
- Atasi krisis energi & global warming dengan teknologi nuklir
- Nuklir sebagai Solusi Bergengsi
- Nuklir Tidak Ramah Tapi Kita Membutuhkannya
- PLTN, TEKNOLOGI PROSPEKTIF UNTUK MASA DEPAN
- Status Nuklir Ekonomis, tetapi Membawa Bencana Bagi Masyarakat
- PLTN = REVOLUSI KEBIASAAN INDONESIA
- Balada PLTN di Indonesia
- Nuklir, Ancaman atau Solusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar